MASJID AL BAYAN
Location : Tangerang Selatan, Indonesia
Building Type : Worship
Site Area : 11,469 sqm
Building Area : 4,443 sqm
Appointment Year : 2020
Service : Concept Design
Architect and Designer : Muhammad Fathoni, Delta Perdana, Tara Deria
Studio Partner: Fafan Tri Afandy VIP
Al Bayan yang merupakan nama dari masjid ini, juga merupakan nama lain dari Al Quran yang artinya penerang berdasar rujukan dari Q.S. Ali Imran ayat 138-139.
“(Al Quran) ini adalah penerang bagi selurug manusia dan petunjuk serta pelajaran bagi yang bertakwa (Ali Imran:138). Janganlah kamu bersikap lemah dan janganlah bersedih hati, padahal kamu adalah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya) jika kamu beriman (Ali Imran:139)”
Berdasar tafsir Al Misbah, ayat 138 memerintahkan untuk mempelajari sunatullah, mempelajari hukum-hukum alam. Ayat 139 mengingatkan kita akan kekalahan pada perang Uhud di bukit Uhud. Bukit Uhud adalah bukit yang katanya akan ada di surga. Dari tafsir ini, ditarik kata kunci “alam, gunung dan surga” sebagai landasan desain Masjid Al Bayan.
Alam dihadirkan dalam wujud horizontal, sebuah taman dan kolam beserta masjid yang menumpang di atasnya. Estetika masjid dibuat tanpa ornamen karena masjid menonjolkan estetika pepohonan, rerumputan di taman, desiran angin, gemercik air dari kolam dan kicauan burung. Sebagian area shalat adalah selasar tanpa dinding. Ruang masjid ditutupi dinding berjendela besar agar menghadirkan suasana alam. Memperhatikan alam adalah cara kita mengingat kuasa Allah
Gunung hadir dalam wujud vertikal bentuk atap yang terinspirasi dari atap masjid lama yang menyerupai joglo. Massa atap sengaja dipecah-pecah, selain karena alasan teknis untuk memudahkan proses pembangunan yang bertahap, juga menghadirkan siluet serupa perbukitan Uhud, bukit yang menurut hadis dijanjikan akan ada di surga.
Alam akan menginspirasi umat mengingat kebesaran ALlah, alam syiar menuju surga.
LAYOUT PLAN
Lahan dibagi menjadi dua area besar yaitu area masjid dan area fasilitas pendukung. Keduanya dipisahkan oleh plaza yang dapat difungsikan untuk kegiatan outdoor. Pada momen tertentu, plaza dapat digunakan untuk sholat Idul Fitri & Idul Adha. Meskipun terpisah, keduanya dihubungkan oleh selasar beratap sehingga pejalan kaki tidak kehujanan & kepanasan.
Plaza di samping masjid merupakan area perluasan dari masjid. Ketika jamaah membludak, maka plaza tersebut dapat digunakan sebagai shaf sholat.
Pintu masuk kendaraan dipusatkan di sisi utara masjid yang berada di dalam area kampus. Sedangkan pintu keluar, dipecah di dua titik yaitu di sisi barat dekat dengan gedung fasilitas pendukung dan di titik yang sama dengan pintu masuk.
Konsep ruang masjid Al Bayan adalah konsep ruang yang meminjam view alam.
Arsitektur bangunan dibangun sederhana, tanpa ornamen, hanya mengambil bentuk-bentukan bangunan joglo dari masjid lama pada atap dan pintu-jendela. Keindahan ciptaan manusia itu tidak akan pernah mengalahkan keindahan ciptaan Allah SWT. Alam semesta, langit dan tumbuhan adalah ciptaan Allah yang indah paripurna.
“Dia menciptakan langit tanpa tiang yang kamu melihatnya dan Dia meletakkan gunung-gunung (di permukaan) bumi supaya bumi itu tidak menggoyangkan kamu; dan memperkembang-biakkan padanya segala macam jenis binatang. Dan Kami turunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan padanya segala macam tumbuh-tumbuhan yang baik” (Luqman:10)
Bayangkan ketika kita memasuki masjid Al Bayan, lalu kita beribadah shalat atau mengaji, sambil dikelilingi pepohonan, mendengar kicau burung dan diterpa angin sepoi-sepoi. Kita akan selalu ingat kebesaran Allah.
Konsep Struktur adalah meminimalisir kolom. Ruang utama shalat menggunakn struktur tajug sehingga ruang dapat bebas dari kolom. Bentuk ini terinspirasi dari atap masjid lama yang sudah menjadi ciri khas utama masjid Al Bayan. Struktur kolom-balok menyerupai pohon (adaptasi dari sistem waffle slab) menciptakan bentang yang lebih lebar sehingga menciptakan kenyamanan visual (menghindari kesan hutan kolom).